Sabtu, 05 Maret 2016

Karakteristik dari Orang Tua yang Terlalu Mengontrol & Over Protektif

Diposting oleh Unknown


Pengawasan orang tua mungkin terlalu ketat untuk setiap detail hidup anak mereka. Orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, sehingga terkadang mereka sangat selektif untuk lingkungan anaknya atau pun menginginkan kesempurnaan dari perilaku anaknya. Salah satu contoh nya seorang anak mungkin selalu dikritik ketika ia makan terlalu banyak atau terlalu sedikit, memiliki terlalu banyak teman atau tidak, atau kelebihan berat badan. Dalam kasus ini, anak-anak mungkin merasa seolah-olah mereka harus mendapatkan pengakuan dari orang tua mereka atau pun memenuhi tuntutan orang tua.

Mempunyai harapan yang tidak realistis
Sementara banyak orang tua memiliki harapan yang tinggi, atau bahkan harapan, untuk anak-anak mereka, membuat para orang tua menginginkan kesempurnaan dari anaknya. Harapan yang tinggi ini terkadang menjadi harapan yang tidak realistis, dimana para orang tua tidak bisa menerima kekurangan dari anaknya sehingga orang tua tidak  bisa mentolerir kekurangan. Anak-anak mereka mungkin didorong untuk belajar terus menerus. Perfeksionis orangtua mungkin juga fokus pada penampilan fisik. Mereka ingin anak-anak mereka untuk mempertahankan berat badan yang sempurna dan berpakaian dengan cara tertentu. Anak-anak dalam situasi ini dapat menghabiskan hidup mereka berusaha untuk memenuhi harapan yang tidak realistis orang tua mereka.

Tidak menghargai privasi anak
Beberapa orangtua yang terlalu mengontrol memiliki karakteristik yang tidak menghargai privasi si anak. Mereka ingin tahu setiap detail dari kehidupan anak dan cenderung tidak mempercayai anak-anak mereka ketika mereka keluar dengan teman-teman, atau bahkan dengan sekolah mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan orang tua untuk memata-matai anak-anak mereka dengan membaca email, pesan-pesan yang ada di hp, atau pun catatan diary si anak.

Melakukan Intimidasi pada anak
Dalam beberapa kasus, orangtua menggunakan intimidasi untuk mengendalikan anak-anak mereka. Tindakan intimidasi yang dilakukan tidak hanya dikategorikan dari fisik saja, bahkan dapat terjadi secara emosional dan mental. Dengan menciptakan ketakutan untuk mencegah anak-anak untuk melawan orang tua misalnya. Tindakan yang berlebihan dapat menjadi salah satu karakteristik dari orang tua yang terlalu mengontrol anaknya.

Tidak memberikan kesempatan berpendapat
Orang tua yang mengendalikan juga dapat mencegah anak-anak mereka dari berpikir untuk diri mereka sendiri. Seorang anak mungkin diremehkan ketika mengungkapkan pendapatnya, kecuali pendapat yang diutarakan sepemikiran dengan orang tuanya. Aturan-aturan yang kaku dalam rumah tangga ini mungkin melarang seorang anak dari tidak setuju dengan orang tua mau tidak mau harus tetap mengikuti kemauan orang tua. Kontrol yang berlebihan dapat membuat anak-anak tidak belajar bagaimana untuk mengeluarkan pendapat mereka sendiri, mengekspresikan emosi dalam cara yang sehat, atau melakukan komunikasi yang baik dalam keluarga.

Kontrol orangtua yang seimbang sangat penting bagi seorang anak untuk mengembangkan moral yang baik, perilaku dan kebiasaan. Sangat penting bagi anak untuk menyadari norma-norma kemasyarakatan, hak dan kesalahan sementara ia masih bisa berkembang secara mental sehingga tidak mengalami masalah perilaku yang tidak baik. Namun, kontrol orangtua yang ekstrim pada anak di usia muda dapat mengakibatkan sejumlah masalah dan gangguan psikologis di kemudian hari. Salah satu contoh perilaku anak yang bisa muncul dari cara didikan orang tua yang pengontrol, terlalu disiplin dan tidak adanya kehangatan dalam rumah adalah:

Pemberontakan; Jika terus-menerus dibatasi untuk melakukan sesuatu yang benar-benar ingin dilakukannya, ada kemungkinan anak berperilaku agresif. Pengawasan yang ketat, tuntutan tinggi dan otoritas orangtua yang tidak masuk akal, bisa memprovokasi pemberontakan pada anak-anak, terutama pada anak-anak usia remaja.
Depresi; Kontrol psikologis yang berlebihan telah dikaitkan dengan depresi karena cara didik yang kaku dapat menyebabkan anak-anak menjadi depresi dan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Menurut studi yang dilakukan oleh Brian Barber, seorang peneliti di University of Tennessee (1996), dan Arthur Jensen, seorang profesor di University of California, Los Angeles (1997), anak-anak mungkin mengalami pikiran bunuh diri dan gangguan makan karena self-perceptions negatif ini.
Perilaku negatif; Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan terbatas dan dikendalikan cenderung memiliki sifat-sifat perilaku negatif ketika ia beranjak dewasa. Kurangnya kebebasan sebagai seorang anak dapat mengakibatkan anak terjerumus pada hal-hal negatif. Kontrol orangtua yang berlebihan juga dapat mengakibatkan sifat-sifat seperti agresif dan kaku ketika dewasa.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Saruwatari Tsubaki Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting